Kamis, 19 Januari 2012

Tidak ada Yang Gagal Jika Kita Melakukan Sesuatu Dengan Benar

Sebuah bencana yang menyeluruh tidak sepenuhnya begitu,setengah gerobak jagung hasil panen masih lebih baik dari pada tidak sama sekali, pada kenyataan nya  jumlah ini sama dengan jumlah benih yang kami tanam.Kerugian habis-habisan,dan kami tidak mendapatkan keuntungan apa-apa,namun yang lebih penting lagi kami tidak kehilangan apa-apa.Saya tidak pernah melupakan doa makan malam ayah pada malam itu,"tuhan yang kami sayangi , saya berterimakasih bahwa saya tidak kehilangan apapun tahun ini,engkau telah mengembalikan benih-benih saya,terimakasih.
     Tidak semua petani memiliki keyakinan seperti ayah,papan bertuliskan dijual,mulai bermunculan ditanah pertanian satu-demi satu,para petani patah semangat dan mulai meninggalkan tanah pertanian mereka.Bertahun-tahun lalu saya menanyakan pada ayah  bagaimana ia dapat selamat, Ia tidak memiliki simpanan uang  dan tidak pula memiliki saudara yang kaya,saya pergi ke Bank, ayah berkata dan saya berjanji kepada mereka kalau  mau membantu, kelak saya akan mengembalikan uangnya.Saya memohon padanya untuk membiayai kembali dan mengatur kembali jaminanya, memundurkan tanggal jatuh tempo,dengan beberapa alasan pihak Bank mempercayai dan ternyata Bank mau membantu.
     Saya ingat melihat ungkapan pada tanggalan bank itu "Orang hebat adalah orang biasa dengan kepastian yang luar biasa." saya yakin ungkapan itu mencontohkan sikap positif ayah dan mengilhami para bangkir untuk membantu dengan menunda pelunasan jaminanya.Ungkapan tersebut merupakan penjelasan dari keberhasilan ayah dan menjadi suatu ilham bagi saya mencoba untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin, karena saya memilki impian sendiri bersekolah di Akademi dan seminari.
     Beberapa tahun kemudian disore yang tenang di bulan juni angin puting beliung melanda derah pertanian kami, saya belum lagi sempat membuka kopor, karena baru beberapa hari pulang berlibur musim panas dari kuliah di Akademi,sepanjang petang saya mendengar suara bergulung-gulung,dalam keputus asaan saya bertanya ayah ini pasti angin tornado"panggil ibu nak dan katakan padanya untuk membawa apa saja yang dapat dibawa,dan cepat naik kemobil kita harus pergi dari sini.Penasaran apakah rumah kami masih utuh  kami menelusuri jalan sepi yang terhalang oleh benda-benda yang berterbangan dilahan pertanian, dari atas bukit biasaynya kami dapat melihat atap rumah tapi sekarang pemadangan itu tidak ada lagi  ternyata banyak rumah yang porak-poranda disapu tornado, terhenyak otak kami kosong melihat pemandangan itu,dan kami duduk kedalam mobil,sambil berdoa dan merenung "tetaplah berfikir dan cari jalan keluarnya."     
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar