Kamis, 19 Januari 2012

Masa Sulit Pasti Berlalu

Tahun 1982 musim panas sangat kejam,bagi kebanyakan orang ,saat itu seolah jarum jam berputar balik kembali ketahun tigapuluhan, saat terjadi kelesuan ekonomi (resesi) besar-besaran perusahaan demi perusahaan dinyatakan bangkrut, pengganguran merajalela, ekonomi yang parah dan berkepanjangan seperti dinyatakan media masa, mengakibantkan bencana yang besar keseluruh Amerika.
     Para politisi memanfaatkan keadaan ini demi keuntungan pribadi,yang memberikan peluang besar untuk menggembar-gemborkan kegagalan, kekurangan, dan kesalahan partai politik lawan, partai Demokrat menemukan kesempatan untuk mencaci-maki dan menyalahkan pemerintahan partai Republik yang saat itu sedang berkuasa.Dengan sendirinya, partai Republik balik menyalahkan pemerintahan partai Demokrat yang mewariskan banyak kesalahan."semua orang saling menyalahkan,tidak ada yang mau memecahkan atau memperbaiki masalahnya sendiri"
     Masalahnya tetap bercokol seantero negri.Bahkan semakin parah,kelesuan ekonomi mengakibatkan kesengsaraan diseluruh negara bagian,dan yaris semua orang merasakan akibatnya, tidak ada yang luput dan kebal dari pengaruhnya.Tidak ada yang dapat membantah bahwa negara sedang menghadapi masalah,namun masalah yang paling besar yang sedang kami hadapi adalah , "sikap kita terhadap masalah itu sendiri".Cara berfikir negatif menyebar seperti penyakit diseluruh kalangan masyarakat.Tidak mudah melindungi diri dari penularan cara berfikir seperti ini,yang menyebar dari mulut ke mulut melalui percakapan dengan kawan-kawan maupun dengan orang asing, melalui layar televisi dan melalui laporan berita radio.
     Hal ini menyebar dengan cepat, karena dalam masa-masa ekonomi yang lesu,kecenderungan yang biasanya mudah timbul adalah bereaksi secara negatif,ditengah-tengah suasana kelesuan nasional yang merajalela kondisi semakin parah. "Apakah anda ingin mendengar tentang pengalaman saya menjalani kemiskinan"saya berkata kepada tigaribu limaratus pengusaha yang sedang dilanda masalah, yang duduk diruang pertemuan tertutup karpet hotel Hilton, biar saya bercerita kepada anda tentang kemiskinan.Saya dahulu begitu miskin sampai harus menggunakan batang jagung untuk menghangatkan rumah kami,dan menghindari kematian akibat dinginya cuaca musim dingin yang mencapai suhu dibawah nol.Kami menggunakan batang buah jagung karena tidak mampu membeli batubara.
     "itu adalah masa-masa yang sulit"saya menegaskan kepada mereka.Lalu saya teringat kembali pada tahun-tahun yang dilanda kekeringan parah,para petani Iowa sedang berjuang dalam perang yang lebih kejam lagi.Tanpa mengetahui sebabnya, hujan alami musim semi tidak pernah kunjung turun,untuk melembabkan gandum dan jagung yang baru saja ditanam,sedikit uang yang disisihkan ayah telah habis untuk membeli benih-benih jagung untuk ditanam.Saya selalu bertanya-tanya bagaimana ia demikian beraninya memasukan benih-benih kedalam tanah yang kemungkinan besar akan membusuk dan mati,padahal ia bisa saja membawanya dengan aman ke kota dan ditukar dengan uang tunai."mengapa mencoba-coba.? pernah saya sesekali menyalahkan ayah.Mengapa tidak mengambil cara yang aman saja dengan menjualnya."orang yang tidak pernah mencoba tidak pernah akan maju "
     Persediaan air kami semakin lama menjadi semakin sedikit,saat anak sungai dekat rumah kami mengering.Sungai Floyd adalah tempat bermain paling dekat.Ditepianya yang  hijau, dekat hamparan yang terbuka saya akan berbaring-baring, menyaksikan awan -awan ber arak,berubah-ubah bentuk dilangit biru, itulah saatnya saya begitu dekat dengan sang pencipta.  
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar